Orang Utan ( Pongo pygmaeus )

Posted by uminati fatul chusnah on Saturday, July 16, 2011

Klasifikasi
Kingdom : Animallia
Sub. Fillum : Vertebrata
Class : Mamalia
Ordo : Primata
Famillia : Pongidae
Genus : Pongo
Spesies : Pongo pygmaeus


Deskripsi: Orang utan adalah hewan primata endemik (asli Indonesia). Populasinya kini terancam punah. Populasi terkini diperkirakan lebih kecil dari 30.000 individu yang tersebar di dua daerah sebaran (Sumatera dan Kalimantan). Menurut perkiraan, jumlah orangután liar yang terdapat di hutan Sumatera hanya sekitar 6.500 – 7.500 individu saja. Dan orangután liar yang terdapat di Kalimantan sekitar 12.000 – 13.000 individu. Ini merupakan pengurangan dari jumlah yang ada pada 10 tahun yang lalu (30% – 50% terjadi pengurangan jumlah).
Kemerah-merahan hingga coklat kehitam-hitaman, janggut pada orang utan Sumatera (jantan) berwarna merah hingga jingga. Di sekitar mata tidak berbulu dan mempunyai telinga kecil. Memiliki tubuh yang tinggi, bulu/rambut yang kusut, dan lengan yang panjang. Bentuk tangan dan kaki kecil memanjang, sesuai untuk memegang cabang-cabang pohon. Jempol tangan yang pendek sangat mendukung fungsinya yang seperti gancu untuk membuka buah. Dan terdapat daging di sekitar pipi jantan dewasa (cheek pad) akan berkembang mulai dari umur 8 tahun atau 15 tahun hingga umur 20 tahun.
Orangutan tergolong Omnivora. Orangutan memakan hampir sebagian besar jenis buah-buahan yang terdapat di dalam hutan (60% buah-buahan, seperti : rambutan, mangga, durian, manggis, duku, dan sebagainya). Selain buah-buahan sebagai makanan pokok, sumber makanan lainnya adalah daun-daunan, kulit kayu, tunas muda, bunga-bungaan, serta beberapa jenis serangga seperti rayap dan semut pohon. Berdasarkan pengamatan orangutan juga dapat memakan daging. Biasanya mereka memakan daging siamang atau monyet yang telah mati.
Untuk mendapatkan air, mereka melubangi bagian batang pepohonan yang berguna untuk manampung air hujan dan meminumnya dengan cara menghirup dari pergelangan tangannya. Orangutan juga mengambil makanan yang berupa mineral dari dalam tanah, namun dalam jumlah yang sangat sedikit.
Siklus menstruasi orangutan betina terjadi antara 29-32 hari. Menstruasi berlangsung selama 3-4 hari. Masa kehamilan kurang dari 9 bulan. Biasanya melahirkan satu bayi saja dengan berat badan sekitar 1,2 Kg. Masa bayi berlangsung antara 0 sampai 4 tahun, masa anak anak antara 4 sampai 7 tahun. Sedangkan masa remaja antara 7 sampai 10 tahun. Anak orangutan biasanya hidup bersama-sama ataupun dekat dengan induk sampai mereka bisa hidup mandiri. Betina biasanya menjadi matang secara seksual setelah tumbuh sempuma kira-kira pada umur 12 tahun. Meskipun begitu mereka tidak akan mempunyai anak pertama sampai umur 14-16 tahun.
Orangutan jantan mencapai matang secara seksual dan tumbuh sempurna pada umur 15 tahun. Orangutan jantan dewasa kelihatan benar-benar tidak mau memberi toleransi kepada sesama jenis kelamin. Pertemuan diantara keduanya bisa berakibat saling menyerang ataupun saling menghindar. Keberadaan jantan dewasa dalam suatu kelompok hanya terbatas karena minat seksual terhadap betina dewasa dan betina muda.
Dalam berbagai kesempatan orang utan betina dewasa mungkin terlihat bersama dengan jantan lebih muda, atau betina dewasa lain dengan jantan remaja. Hal itu merupakan sebuah penjajakan seksual, meskipun belum tentu terjadi hubungan lebih intim. Hubungan antara induk dan anak berlangsung cukup lama. Betina remaja berkelana bersama-sama dengan jantan remaja, bila perbedaan umur terpaut sedikit. Sistem semi soliter ini mungkin karena pengaruh penyebaran makanan yang tersebar, tidak terkumpul di suatu tempat.

{ 0 comments... read them below or add one }

Post a Comment

Chusnah Visitor

free counters

Yang Udah Berkunjung